Saat Akan Dilamar, Pemuda Ini Berikan 3 Pertanyaan Yang Bikin Calon Istrinya Ngambek dan Jadi Tak Ingin Dilamar
Merasa diri ini sangat kecil di hadapanNya..
Semoga bermanfaat ya ^_^
Sebuah kisah nyata tentang
seorang pemuda shaleh yang sedang mencari calon istri shalehah. Kisah ini
diambil dari kitab Qishas Lil Fata, Semoga hikmah yang terkandung di dalamnya
bermanfaat bagi para muslim dan muslimah yang masih single. Sehingga akhirnya
bisa menginspirasi dan menjadi renungan bagi kita untuk selalu intropeksi
kemudian memperbaiki diri.
Alkisah, ada seorang pemuda
shalih, tampan rupawan, pendidikannya juga sampai perguruan tinggi dan umurnya
telah dirasa cukup untuk melangsungkan pernikahan. Kedua orangtuanya telah
memberikan usulan calon istri padanya, namun semuanya ditolak mentah-mentah
oleh pemuda tersebut. Tiap kali ada wanita yang mau diperlihatkan padanya,
Jawabnya selalu sama, “Dia bukan yang kuharapkan!”
Pemuda tersebut mengatakan
bahwa kriteria yang diharapkan adalah sosok muslimah shalehah yang religius dan
taat pada Allah dan nabiNya. Kemudian orangtuanya menemukan sosok gadis yang
dirasa telah memenuhi kriteria pemuda itu. Gadis yang dimaksud memang terlihat
religius dan wajahnya juga cantik.
Akhirnya gadis itu
dipertemukan dengan pemuda tersebut. lalu mereka berbincang-bincang dan pemuda
tersebut memberikan kesempatan pada si gadis untuk bertanya tentang apa saja
pada dirinya. Kemudian, dengan semangat sang gadis banyak bertanya tentang
pemuda tersebut. Tak satupun pertanyaan yang tidak dijawab oleh pemuda itu
dengan ramah dan sopan, sehingga gadis itu merasa gembira. Namun, setelah cukup
lama mengobrol si wanita mulai bosan dan berharap pemuda itu ganti menanyainya.
Lalu, pemuda itu berkata,
“Aku hanya ingin menanyakan 3 sesuatu darimu,”
Gadis tersebut sangat
senang mendengarnya, hanya 3? Oke, silakan!!
“Siapa yang paling kamu
cintai, yang kamu cintai melebihi siapapun yang ada di dunia ini?”
Gadis tersebut menjawab,
"Ibuku," Ini pertanyaan yang gampang, pikir si gadis.
“tadi kamu bilang, kamu
sering membaca Qur’an, bisakah kamu memberitahuku surat apa saja yang telah
kamu ketahui artinya?”
Gadis itu menunduk, dia
tidak yakin bisa menjawab karena sebenarnya memang dia belum banyak belajar
tentang arti surat-surat dalam Al Qur’an yang dibacanya karena sibuk. Dia
berjanji akan mempelajarinya nanti.
“Aku telah dilamar untuk
menikah, tentunya dengan gadis-gadis yang jauh lebih menarik dan cerdas darimu,
Beri aku alasan, Mengapa aku harus menikahimu?”
Mendengar pertanyaan ketiga
ini, raut wajah gadis tersebut terlihat merah kemudian dia lari pada
orangtuanya dan mengadukan hal itu kepada orangtuanya perihal pertanyaan pemuda
tadi.
Ia mengatakan pada
orangtuanya bahwa dia tidak ingin menikahi pemuda itu karena dia telah menghina
kecantikan dan kepintarannya.
Lalu orangtua pemuda itu
bertanya mengapa pemuda itu menyinggung perasaan gadis itu dan membuatnya
sedemikian marah? Pemuda itu telah menyiapkan jawabannya sendiri.
Pertanyaan pertama, gadis
itu mengatakan bahwa yang paling dia cintai adalah ibunya. Orangtuanya
bertanya, “Apa yang salah dengan hal itu?” Pemuda itu menjawab, “Tidaklah
dikatakan Muslim, hingga dia mencintai Allah dan RasulNya (shalallahu’alaihi wa
sallam) melebihi siapapun di dunia ini”. Jika seorang wanita mencintai Allah
dan Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) lebih dari siapapun, dia akan
mencintaiku dan menghormatiku, dan tetap setia padaku, karena cinta itu, dan
ketakutannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan kami akan berbagi cinta ini,
karena cinta ini adalah yang lebih besar daripada nafsu untuk kecantikan.
Pertanyaan kedua, wanita
itu berkata dia selalu sibuk sehingga untuk belajar Al Qur’an pun sampai tak
ada waktu. Maka aku pikir semua manusia pasti akan mati, kecuali mereka yang
mempunyai ilmu. Dia telah hidup selama 20 tahun dan tidak menemukan waktu untuk
mencari ilmu, mengapa aku harus menikahi seorang wanita yang tidak tahu akan
hak-hak dan kewajibannya, Lalu apa yang akan dia ajarkan kepada anak-anakku,
kecuali bagaimana untuk menjadi lalai, karena wanita adalah madrasah (sekolah)
dan guru terbaik. Dan seorang wanita yang tidak memiliki waktu untuk Allah,
pasti tidak akan memiliki waktu untuk suaminya.
Pertanyaan ketiga, wanita
itu tambah marah saat aku bertanya, alasan apa yang membuatnya pantas untuk aku
nikahi sedangkan s
udah banyak wanita yang lebih menarik daripada dia yang datang padaku. Orangtuanya berkata bahwa bicara seperti itu adalah sesuatu yang menyebalkan bagi seorang wanita. Pemuda itu menjawab, “Nabi (shalallahu’alaihi wa sallam) mengatakan ‘Jangan marah, jangan marah, jangan marah’, ketika ditanya bagaimana untuk menjadi shaleh, karena kemarahan adalah datangnya dari setan. Jika seorang wanita tidak bisa mengontrol kemarahannya dengan orang asing yang baru saja ia temui, apa kalian pikir dia akan bisa mengontrol amarahnya pada suaminya kelak?
Hikmah yang bisa dipetik
dari kisah diatas adalah dalam sebuah pernikahan, sudah semestinya lebih
mementingkan ilmu, bukan kecantikan. Beramal, bukan hanya berceramah atau
membaca. Mudah memaafkan dan tidak gampang marah. Keshalihan dan ketaatan
kepada Allah, bukan hanya nafsu semata.
Sedangkan memilih pasangan
hendaknya adalah orang yang mencintai Allah SWT di atas segalanya yang ada di
dunia ini, mencintai Rasulullah Saw di atas manusia yang lain, Memiliki ilmu
islam dan mau beramal dengan ilmu tersebut, dapat mengontrol kemarahan, dan
mudah diajak musyawarah atau berkomunikasi.
Rasulullah shalalahu
‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Wanita dinikahi karena empat hal, (pertama) karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan agamanya. Carilah yang agamanya baik, jika tidak maka kamu akan tersungkur fakir”. (HR. Bukhori dan Muslim)
Sumber:
gambar:
https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiKyNDKucnLAhWJxI4KHQwdAY0QjhwIBQ&url=http%3A%2F%2Foglex2x.blogspot.com%2F2013%2F06%2Fprosesi-pernikahan-dalam-adat-budaya.html&psig=AFQjCNGboFUwho_E76kO_tX1zXCPR7OMGA&ust=1458363391699453
Mudah2an kamu seperti wanita yang dinginkan oleh pemuda tersebut. Amin ya Rabbal alamin
ReplyDelete